Oleh : Ixora
#MalmingMenulis beberapa
hari yang lalau membahas tentang " Menghidupkan Karakter Pria dalam Cerita." Jika kalian tidak sempat menyimaknya di linimasa twitter @JOPHouse, melalui artikel ini,
Mimin sajikan rangkumannya.
Meskipun artikel ini
membahas tentang cara ‘menghidupkan’ karakter pria, tapi topik ini bukan hanya
untuk wanita, lho! Untuk kalian para wanita, menulis cerita dengan karakter
atau tokoh pria tentu akan menjadi tantangan tersendiri, bukan? Dalam menulis
karakter pria, kita harus mengetahui banyak hal tentang mereka. Mulai dari cara
bicara dalam dialog, cara berpikir, gerak tubuh, emosi, dan masih banyak lagi. Nah,
kali ini, Mimin akan memberikan beberapa tips untuk menulis karakter pria
meskipun kalian 'penciptanya' adalah seorang wanita.
Pertama. Hindari detail yang terlalu banyak saat
membuat dialog dan pemikiran oleh tokoh pria. Terutama jika itu menyangkut
wangi-wangian, warna, model baju, model rambut, rasa masakan dll.
Kedua. Pria biasanya tidak terlalu ekspresif. Jadi
kurangi pengungkapan emosi/perasaan yang berlebihan oleh tokoh pria.
Satu-satunya emosi yang bisa kita tulis secara berlebihan adalah kemarahan.
Ketiga. Dalam dialog antara tokoh pria dan wanita,
tokoh wanitalah yang akan lebih banyak mengeluarkan kata-kata. Bukan tokoh pria.
Jadi, hindari sesi curhat antara tokoh pria dan wanita di mana tokoh pria akan
menceritakan semua isi hati dan perasaannya dengan emosional karena itu jarang
terjadi.
Keempat. Masih soal sesi
curhat, jika ada sesi curhat antara tokoh pria dan wanita di mana tokoh wanita
yang sedang mencurahkan isi hatinya, maka jangan buat tokoh pria menjadi
pendengar yang baik. Karena itu juga jarang terjadi. Tokoh pria akan membantu
tokoh wanita memecahkan masalah, tapi tidak dengan duduk diam dan mendengarkan
kamu bercerita sembari menunjukkan simpati yang mendalam. Intinya, jangan
perlakukan tokoh pria kalian seolah-olah dia adalah seorang sahabat wanita.
Jangan buat dia terlalu banyak bicara dan terlalu banyak pertimbangan.
Kelima. Pria memandang percakapan sebagai sarana
untuk bertukar informasi bukan untuk berbasa-basi. Oleh karena itu, jika mereka
berkumpul biasanya akan disertai dengan melakukan kegiatan bersama (olahraga,
bermusik, dll) bukan dengan berjam-jam duduk sambil membicarakan banyak hal
seperti yang banyak tokoh wanita lakukan. Kecuali jika itu adalah pertemuan
dengan kawan lama.
Keenam. Hindari dialog-dialog penuh keraguan dan
dialog-dialog yang banyak pertimbangan. Misalnya, "Baju ini bagus,
kan?" atau, "Menurutmu apakah kita akan pergi ke pesta pernikahan
Nico mengingat dia tidak datang ke pesta pernikahan kita?"
Ketujuh. Dalam hubungan dengan sesama tokoh pria,
jarang sekali ada keintiman di sana. Jadi jangan bayangkan atau ciptakan
hubungan di mana mereka akan saling bercerita soal perasaan dengan mendalam.
Mereka akan bercerita banyak tentang musik, olahraga, pekerjaan, tapi tidak
soal perasaan. Begitu pula soal gossip.
Kedelapan. Ciptakan
dialog-dialog yang langsung ke sasaran. Karena tokoh pria akan mengatakan apa
yang mereka ingin katakan. Jika dia mengatakan bahwa makanan yang tokoh wanita
masak, enak. Maka itulah yang terjadi tanpa maksud tersirat bahwa itu rayuan,
sindiran, permintaan untuk dimasakkan lagi, atau hal-hal lain yang biasanya ada
di pikiran tokoh wanita yang sangat kompleks. Kecuali jika kalian memang
menciptakan tokoh pria yang playboy dan suka merayu.
Nah, Mimin rasa, cukup
sekian #MalmingMenulis kali ini ya. Jika kalian ada tips dan pertanyaan,
silakan mention Mimin.
Oh, iya tips ini bukanlah harga mati untuk tokoh pria kalian. Kalian sebagai penulis, memiliki kebebasan untuk menghidupkan sebuah tokoh. Tips ini hanya alat bantu untuk kalian melihat hal-hal yang umum, yang biasa dilakukan oleh tokoh pria dalam cerita. Selamat menulis.
Oh, iya tips ini bukanlah harga mati untuk tokoh pria kalian. Kalian sebagai penulis, memiliki kebebasan untuk menghidupkan sebuah tokoh. Tips ini hanya alat bantu untuk kalian melihat hal-hal yang umum, yang biasa dilakukan oleh tokoh pria dalam cerita. Selamat menulis.
Sumber gambar:http://writeonsisters.com/writers-life/men-as-crit-partners-the-male-pov/